Apa sih Definisi Cantik ?

By Bella Sukardi - December 26, 2017


Kurangnya rasa percaya diri sepertinya sudah menjadi problem umum yang kita hadapi sehari-hari terutama bagi wanita. Begitu banyak wanita yang tidak mencintai dan menerima dirinya apa adanya khususnya urusan fisik.

Banyak sekali fenomena di sekeliling kita yang cukup menggelitik. Ketika skinny girl melakukan berbagai upaya untuk memiliki badan seperti si Plus-Size. Ada juga yang bentuk alisnya proporsional namun nekat melakukan sulam alis. Ada yang bibirnya cantik dan manis namun ingin lebih di tebalkan bak aktris hollywood Angelina Jolie.

Ada juga yang memiliki badan Plus-Size berusaha mati-matian diet dan olahraga ekstrim untuk memiliki badan aduhai seperti miss universe. Dan yang lebih ekstrim lagi adalah, berani menjalani prosedur operasi plastik dengan bedah yang mengerikan dan menyakitkan sekaligus dengan biaya yang tidak sedikit demi memiliki bentuk rahang atau bentuk kelopak mata yang menurutnya ‘cantik’ dan ‘proposional’.
Fenomena ini seringkali membuat saya bertanya-tanya tentang definisi ‘cantik’ itu apa sih? Dan definisi ‘proporsional’ itu seperti apa?
Karena sejauh ini tidak ada definisi cantik yang mutlak, karena cantik begitu sangat relatif. Sebagai contoh, cantik menurut Suku Kayan di Myanmar adalah wanita yang memiliki leher sangat panjang, untuk itu wanita disana menggunakan gelangan kuningan di lehernya dengan tujuan menekan bahu ke bawah agar leher terlihat panjang.

Atau contoh ‘cantik’ yang lebih ekstrim lagi adalah cantik menurut Suku Mursi di Ethiopia Selatan. Definisi cantik menurut mereka adalah ketika seorang wanita memiliki bibir yang lebar, sehingga mereka memasang lempengan tanah liat yang lebar ke dalam bibir atas atau bibir bawah bahkan keduanya.

Contoh tersebut tentu sudah cukup merepresentasikan bagaimana manusia khususnya wanita memuja suatu predikat yang disebut ‘cantik’ menurut versinya dan tak jarang berupaya segala cara untuk mewujudkan.Ketika berdiri di depan kaca kita cenderung fokus mencari kekurangan kita. Tak jarang kita selalu mengeluh “ Duh, kok pipi aku cubby banget sih! “ atau “Alisku kurang tebel deh!” atau “Kok hidungku nggak mancung sih!” dan lain sebagainya.

Berkaca berulang-ulang dan mencoba seluruh baju di lemari. Begitu banyak pakaian di lemari tapi tetap saja merasa “Aku gak punya baju nih! “. Padahal hanya ingin keluar rumah tidak sampai 1 jam.
        
Hal tersebut juga tidak serta merta kesalahan wanita dan seolah-olah wanita lah yang tidak mau bersyukur dan terus menerus menginginkan yang lebih dan lebih lagi. Namun wanita  juga tidak bisa memungkiri tekanan sosial disekitar yang membuatnya terpengaruh dan mau tidak mau mengikuti definisi ‘cantik’ versi lingkungannya.

Contoh sederhananya adalah ketika kita bertemu dengan teman lama atau saudara yang sudah lama tidak bertemu, yang disinggung pertama kali tentu saja fisik. “Eh kamu kok gendutan ya sekarang.” Atau “Kamu putihan deh.” Atau “ Kok kamu sekarang langsing banget?” dan lain sebagainya.

Hal tersebut menjelaskan bahwa kehidupan sosial sehari-hari juga berperan dalam fenomena yang terjadi pada wanita khususnya untuk urusan predikat yang disebut 'cantik', dan mungkin tidak hanya wanita saja, pria juga bisa mengalami hal serupa dalam hal penampilan.

Lalu apa sebenarnya definisi cantik? Sangat relatif.

Kita tidak bisa mengubah mind set semua orang di lingkungan kita untuk memiliki presepsi soal 'cantik' yang sama. So, yuk mulai kurangin habit membahas soal kekurangan fisik orang lain dari diri kita sendiri :)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments